Hasilkan Belasan Juta / Bulan, Dari Bertani Kakao
Bagi para penikmat coklat, kakao tentu sudah tidak asing lagi. Rasanya yang selalu enak dan manis serta banyak manfaat merupakan salah satu daya tarik dari kakao/coklat. Kakao bermanfaat untuk mencegah kanker, penurun tekanan darah, anti oksidan dan sebagainya. Tanaman kakao merupakan bahan baku coklat yang dapat berbuah sepanjang tahun. Itulah sebabnya kenapa banyak petani tertarik membudidayakan tanaman kakao, salah satunya Ahmad Solihin.
Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan tanaman tahunan. Jika dibudidayakan dengan baik dapat memberikan produksi yang menguntungkan sampai umur yang panjang hingga puluhan tahun. Berdasarkan pengamatan Ahmad Solihin yang akrab disapa Ahmad, produksi puncak kakao di kebun kakao di Lampung Timur dapat dicapai pada umur 10-20 tahun.
Melihat banyaknya petani kakao yang mendapat penghasilan besar, semenjak lulus SMU, Ahmad pun memulai menjalankan budidaya kakao atas dasar hobi di bidang agribisnis. Dimulai tahun 2002 dengan modal Rp 500.000, ia pun mulai membeli berbagai peralatan, pupuk dan obat-obatan.
Sementara untuk lahan, ia mengandalakan lahan perkebunan baru seluas 1 Ha milik orang tuanya. Kakao yang dijual Ahmad berupa biji kakao yang sudah difermentasi/dikeringkan dan sudah siap menjadi bahan baku coklat. Dari proses fermentasi, terjadi penyusutan dari buah kakao segar menjadi biji kakao terfermentasi sebesar 50%. Produksi buah kakao saat ini bisa mencapai sekitar 800 kg - 1 ton dari 1 Ha lahan, yang ditanami sekitar 600-700 pohon kakao. Satu pohon pada saat musim hujan mampu menghasilkan sekitar 4-5 kg buah kakao.
Untuk urusan penjualan, Ahmad kini telah memiliki agen atau tengkulak yang bersedia membeli hasil panen Ahmad tiap harinya dengan harga mencapai Rp 20.000/kg. Harga tersebut pun dapat berubah-ubah setiap harinya sesuai permintaan ekspor dan impor komoditi kakao.
Atas kerja kerasnya selama ini, Ahmad pun sudah dapat merasakan keuntungan yang tidak sedikit semejak menjalankan usaha budidaya kakao. Dalam sebulan saja, Ia telah mampu meraup omset hingga Rp 24.000.000 per bulan dengan keuntungan bersih hingga 68% atau sekitar Rp 16.500.000. Mengenai persaingan, Ahmad merasa persaingan dalam usaha ini tidak begitu ketat, asal punya modal dan bisa menanam dalam jumlah banyak akan menghasilkan untung tinggi. Karena berapapun stok yang ada pada petani akan dibeli oleh agen/tengkulak yang ada. “Tetapi petani harus tetap menjaga kualitas buah kakao yang terbaik dengan ciri biji bulat padat dengan warna coklat,” terangnya.
Ahmad mengatakan musim kemarau yang panjang bisa memacu banyaknya serangan hama penyakit sehingga produksi kakao bisa turun. Untuk mengatasi masalah tersebut, ia menambah biaya produksi dengan menjaga pengairan yang cukup dan perawatan yang ekstra seperti pemupukan dan penyemprotan hama penyakit.
Atas kerja kerasnya selama ini, Ahmad pun sudah dapat merasakan keuntungan yang tidak sedikit semejak menjalankan usaha budidaya kakao. Dalam sebulan saja, Ia telah mampu meraup omset hingga Rp 24.000.000 per bulan dengan keuntungan bersih hingga 68% atau sekitar Rp 16.500.000.
Mengenai persaingan, Ahmad merasa persaingan dalam usaha ini tidak begitu ketat, asal punya modal dan bisa menanam dalam jumlah banyak akan menghasilkan untung tinggi. Karena berapapun stok yang ada pada petani akan dibeli oleh agen/tengkulak yang ada. “Tetapi petani harus tetap menjaga kualitas buah kakao yang terbaik dengan ciri biji bulat padat dengan warna coklat,” terangnya.
Ahmad mengatakan musim kemarau yang panjang bisa memacu banyaknya serangan hama penyakit sehingga produksi kakao bisa turun. Untuk mengatasi masalah tersebut, ia menambah biaya produksi dengan menjaga pengairan yang cukup dan perawatan yang ekstra seperti pemupukan dan penyemprotan hama penyakit.
Sumber : Jitunews.com